Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Perbedaan Arus Kuat & Lemah Beserta Contohnya

Apa perbedaan arus kuat dan arus lemah? Apa pengertian arus kuat dan arus lemah? Berapa batasan tegangan untuk arus kuat dan arus lemah?

Sistem kelistrikan merupakan suatu sistem yang begitu kompleks yang dimulai dari pembangkitan kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi dan distribusi hingga sampai ke rumah-rumah atau bangunan konsumen. Sistem yang begitu sistematis dan dilengkapi dengan alat proteksi membuat energi listrik yang dibangkitkan jauh dari pusat kota dapat tersalurkan dengan baik ke konsumen. Tapi tahukah kamu bahwa sistem kelistrikan tidak sampai di situ saja melainkan juga terdapat pada alat listrik dan elektronika yang serinng digunakan setiap hari.

Energi listrik memuat beberapa variabel seperti tegangan (volt), arus (ampere), daya (watt), frekuensi (hertz) dan variabel-variabel lainnya. Variabel tersebut menentukan kualitas dan kesesuaiannya terhadap beban yang akan digunakan. Misalnya saja ketika ingin menyalakan TV maka membutuhkan energi listrik yang sesuai spesifikasi TV seperti tegangan 220 volt, frekuansi 50 hertz dll. Tapi sebelum sampai ke beban tersebut, nyatanya energi listrik yang disalurkan melalui sistem transmisi dan distribusi memiliki tegangan dan arus yang sangat tinggi. Arus dan tegangan tinggi tersebut sebelum sampai ke konsumen terlebih dahulu diturunkan sesuai standar listrik negara, yaitu tegangan 380 volt untuk 3 phasa dan 220 volt untuk 1 phasa.

Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa berdasarkan arusnya (I) suatu energi listrik dibagi menjadi arus kuat dan arus lemah. Nah berikut ini kami akan membahas tentang pengertian arus kuat dan arus lemah, perbedaan arus kuat dan arus lemah, dan contoh penggunaan arus kuat dan arus lemah.

pengertian arus kuat dan arus lemah

Pengertian Arus Kuat dan Arus Lemah

A. Arus Kuat

Arus kuat adalah suatu sistem kelistrikan yang memuat energi listrik dengan arus yang cukup tinggi (kuat). Arus kuat sering dikaitkan dengan sistem kelistrikan yang memiliki nilai tegangan menengah dan tegangan tinggi. Arus kuat juga sering disebut dengan istilah Elektro.

B. Arus Lemah

Arus lemah adalah suatu sistem kelistrikan yang memuat energi listrik dengan arus yang rendah / kecil (lemah). Arus kuat sering dikaitkan dengan sistem kelistrikan yang memiliki nilai tegangan rendah. Sistem kelistrikan dengan arus lemah dapat dijumpai pada peralatan elektronik yang sering digunakan di kehidupan sehari-hari. Arus lemah juga sering disebut dengan istilah Elektronika.


Perbedaan Arus Kuat dan Arus Lemah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka perbedaan antara arus kuat dan arus lemah sangat berkaitan dengan nilai arus pada suatu energi listrik. Kelistrikan arus kuat tentu saja memuat arus yang tinggi sebaliknya kelistrikan arus lemah memuat arus yang rendah / kecil.


Contoh Penggunaan Arus Kuat dan Arus Lemah

A. Arus Kuat

perbedaan arus kuat dan arus lemah
Gambar transformator distribusi dan generator

Berdasarkan nilai arusnya maka penggunaan listrik arus kuat dapat dijumpai pada peralatan listrik tenaga, seperti generator pembangkit, motor listrik, transformator, kubikel, gardu listrik. Contoh peralatan listrik tersebut memuat komponen yang besar pula, seperti pada generator terdapat gulungan kawat dan penghnatar yang begitu besar sehingga bisa dilalui arus yang tinggi.

B. Arus Lemah

perbedaan arus kuat dan arus lemah
Gambar komponen elektronika

Berdasarkan nilai arusnya maka penggunaan listrik arus lemah dapat dijumpai pada peralatan listrik elektronika, seperti tv, komputer, laptop, remot, alat ukur listrik dan peralatan elektronika lainnya. Contoh alat tersebut memuat komponen elektronika yang menggunakan arus kecil, seperti resistor, kapasitor, led, dioda dll.


Batasan Tegangan Pada Arus Kuat dan Arus Lemah

Sebagian dari kita ada yang beranggapan bahwa arus kuat memiliki batasan tegangan menengah sampai tegangan tinggi sedangkan untuk arus lemah menggunakan tegangan yang rendah. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar karena listrik yang kita gunakan di rumah dengan tegangan rendah (220 volt) masih dianggap dalam kategori arus kuat. Di sisi lain ada perangkat elektronika yang menggunakan tegangan yang lebih dari 220 volt, nah apakah perangkat elektronika itu termasuk arus kuat? Hmm... masih menjadi pertanyaan.

Inti dari penjelasan di atas adalah kategori arus lemah dan arus kuat didasarkan pada nilai arusnya tidak didasarkan pada nilai tegangannya sehingga meskipun memiliki nilai tegangan rendah bukan berarti tergolong arus lemah. Tidak semua yang menggunakan tegangan rendah termasuk arus lemah, namun yang menggunakan tegangan tinggi / menengah dapat dipastikan  penggunaan arusnya  tinggi sehingga termasuk arus kuat.


Anggapan Mengenai Arus Kuat dan Arus Lemah

Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa pekerjaan yang berkaitan dengan arus kuat terasa lebih berat apabila dibandingkan dengan pekerjaan listrik arus lemah. Alasannya karena komponen atau peralatan listrik arus kuat itu besar-besar, seperti transformator, generator, alat proteksi dll sedangkan komponen untuk arus lemah itu berukuran kecil, seperti resistor, kapasitor, led dll. Alasan lainnya adalah karena pekerjaan listrik di arus kuat memiliki resiko yang sangat tinggi apabila kesetrum sedangkan untuk arus lemah resikonya tidak terlalu berbahaya apabila kesetrum. Menurut kalian apakah anggapan ini dapat diterima? Silahkan komen di bawah yah...

Jadi itulah penjelasan mengenai pengertian arus kuat dan arus lemah, perbedaan arus kuat dan arus lemah, contoh penggunaan arus kuat dan arus lemah dan batasan tegangan pada arus kuat dan arus lemah. Semoga apa yang telah kami bagikan dapat menambah ilmu dan wawasan kalian, sekian dan terima kasih.

Ashar Arifin
Ashar Arifin Seorang Mahasisiwa Teknik Elektro Yang Gemar Menulis Artikel Dan Berbagi Ilmu Bermanfaat

Post a Comment for "Perbedaan Arus Kuat & Lemah Beserta Contohnya"