Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

4 Komponen Dan Bagian Utama Saluran Transmisi

Salah satu bagian penting dalam sistem penyaluran tenaga listrik adalah transmisi. Transmisi merupakan bagian yang menghantarkan energi listrik bertegangan tinggi dari suatu gardu induk ke gardu induk yang lain.

Saluran transmisi ini memiliki jarak tempuh yang sangat jauh sehingga mengharuskan konstruksinya bisa bertahan dan kokoh. 

Suatu jaringan transmisi terdiri dari beberapa bagian dan komponen-komponen utama sehingga energi listrik bisa tersalurkan dengan baik

Bagian Dan Komponen Utama Saluran Transmisi

bagian dan komponen utama saluran transmisi listrik

Di dalam artikel ini kami akan membahas mengenai bagian-bagian atau komponen utama saluran transmisi seperti menara transmisi, isolator, kawat penghantar dan sistem pentanahan. Berikut ini penjelasan masing-masing bagian utama transmisi.


A. Menara Atau Tower Transmisi

Menara transmisi adalah suatu konstruksi tiang yang berfungsi untuk menopang saluran transmisi dan terbuat dari bahan baja yang kuat. Konstruksi dari menara transmisi ini harus dibuat dengan baik agar dapat menopang konduktor (kawat penghantar) dan isolator transmisi.


Komponen Komponen Menara Atau Tower Transmisi

Suatu konstruksi menara tower transmisi memiliki bangian-bagian atau komponen yang tersusun sehingga menjadi suatu menara / tower yang kokoh dan kuat untuk menopang saluran transmisi. 

Berikut ini merupakan komponen-komponen menara / tiang transmisi

1. Pondasi

Bagian ini berupa konstruksi beton yang bertulang dan berfungsi untuk mengikat stub dengan bumi.

2. Stub 

Bagian ini berupa besi konstruksi menara tower yang berada paling bawah dan terpasang pada pondasi.

3. Leg (Kaki Tower)

Bagian ini merupakan kaki tower yang menghubungkan stub dengan common body tower. Jika pemasangan menara tower pada permukaan tanah yang tidak rata maka bagain leg ini harus dilakukan pembahan atau pengurangan demi keseimbangan menara tower.

4. Common Body

Bagian ini merupakan body tower bagian bawah yang menghubungkan kaki tower (leg) dengan badan tower bagian atas (super structure). Bagian inilah yang bisa diatur panjang pendeknya untuk kebutuhan tinggi suatu tower.

5. Super Stucture 

Bagian ini merupakan body tower bagian atas yang menghubungkan common body dengan cross arm kawat fasa ataupun kawat petir. Namun untuk tower transmisi jenis delta bagian ini disebut dengan “K” frame dan bridge. 

6. “K” Frame

Bagian ini merupakan bagian yang menghubungkan antara common body dengan bridge ataupun cross arm. “K” Frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang terpasang simetri. “K” Frame ini tidak dikenal pada menara transmisi jenis piramida.

7. Bridge

Bagian yang menghubungkan cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah brigde terdapat kawat penghantar fasa tengah. Brigde tidak dikenal di tower jenis piramida.

8. Cross Arm

Bagian ini berfungsi untuk mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi empat.

9. Rambu Tanda Bahaya

Rambu ini berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi transmisi memiliki tegangan tinggi dan sangat berbahaya. Rambu ini bergambar petir dengan tulisan peringatan “AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”.

10. Rambu Identifikasi Tower Dan Penghantar

Bagian ini berfungsi sebagai identitas nomor tower, urutan fasa, penghantar / jalur dan juga nilai tahanan grounding kaki tower.

11. Anti Climbing Device (ACD)

Bagian ini terpasang di setiap kaki tower tepatnya di bawah rambu tanda bahaya. Bagian ini dibuat runcing sehingga dapat menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk memanjat tower.

12. Step Bolt

Bagian ini merupakan baut panjang yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun tower

13. Halaman Tower

Bagian ini adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi ke atas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 sampai 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower.


Jarak Antara Menara Transmisi 

Suatu jaringan transmisi memiliki ketentuan mengenai jarak antara menara / tower. Berikut ini ketentuan jarak antara menara transmisi.

Saluran Udara

Jarak Antara Menara / Tower Transmisi (m)

SUTT 66 kV Tiang Baja

160

SUTT 66 kV Tiang Beton

60

SUTT 66 kV Menara

300

SUTT 150 kV Tiang Baja

200

SUTT 150 kV Tiang Beton

80

SUTT 150 kV Menara

350

SUTET 275 kV Sirkit Ganda

400

SUTET 500 kV Sirkit Tunggal

450

SUTET 500 kV Sirkit Ganda

450



B. Isolator

Isolator merupakan bagian dan komponen utama transmisi yang berfungsi sebagai tempat menopangnya konduktor listrik. Selain itu berfungsi sebagai sekat untuk memisahkan bagian yang bertagangan (konduktor) dengan bagian yang tidak bertegangan (menara transmisi).

Isolator yang digunakan pada sistem transmisi terbuat dari bahan porselin, keramik dan kaca (glass). Tipe isolator yang digunakan pada transmisi bertipe isolator rantai yang bersifat dielektrik (tidak menghantarkan listrik).


Syarat Isolator Transmisi

Berikut ini merupakan syarat yang harus dipenuhi isolator yang akan dipasang pada saluran transmisi

1. Sifat dielektrik (tidak menghantarkan listrik) yang tinggi.

2. Memiliki nilai resistivitas yang tinggi sehingga dapat memperkecil arus bocor yang terjadi.

3. Bahan isolator harus tahan terhadap masuknya cairan atau gas.

4. Bahan isolator tidak akan berubah jika terjadi perubahan suhu.


C. Konduktor (Kawat Penghantar)

Konduktor atau kawat penghantar adalah bagian utama transmisi yang berfungsi sebagai penghantar energi listrik dari suatu gardu induk (GI) ke gardu induk yang lain. Konduktor untuk saluran transmisi biasanya telanjang (tidak memiliki isolasi).

Ada berbagai macam jenis penghantar yang digunakan pada sistem transmisi namun pada umumnya digunakan bahan tembaga dan aluminium. Berikut ini merupakan jenis konduktor pada saluran transmisi.

1. AAC (All-Aluminium Conductor) yaitu : kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari aluminium.

2. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor) yaitu : kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.

3. ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) yaitu : kawat penghantar aluminium berinti kawat baja

4. ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced) yaitu : kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.


D. Sistem Pentanahan (Grounding System)

Sistem pentanahan pada saluran transmisi berfungsi untuk menghantarkan arus gangguan ke tanah sehingga tidak merusak peralatan dan jaringan transmisi ketika terjadi gangguan seperti sambaran petir.

Sistem pentanahan ini menggunakan penghantar kawat yang disebut juga sebagai kawat pelingdung (shield wires). Kawat penghantar yang digunakan pada sistem pentanahan biasanya menggunakan kawat berbahan baja namun ada juga yang menggunakan ACSR.

Pemasangan sistem pentanahan ini dipasang di atas kawat fasa sehingga akan melindungi penghantar atau kawat fasa ketika terjadi gangguan seperti sambaran petir.


Baca Juga : Mengapa Tegangan Listrik Harus Dinaikkan Dulu Sebelum Ditransmisikan


Jadi itulah penjelasan mengenai bagian-bagain dan komponen-komponen utama saluran transmsisi beserta fungsinya. Semoga apa yang telah kami bagikan dapat bermanfaat bagi kalian, terima kasih.

Referensi : repository.uhn.ac.id - Irfan Reynaldy

Ashar Arifin
Ashar Arifin Seorang Mahasisiwa Teknik Elektro Yang Gemar Menulis Artikel Dan Berbagi Ilmu Bermanfaat

Post a Comment for "4 Komponen Dan Bagian Utama Saluran Transmisi"