Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

4 Jenis Gangguan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah

Penyebab Terganggunya Proses Penyaluran Listrik - Listrik yang dihasilkan pada sistem pembangkit didistribusikan melalui gardu induk, jaringan transmisi, jaringan distribusi tegangan menengah, jaringan distribusi teganagn rendah hingga sampai ke pelanggan.

Proses penyaluran energi listrik hingga sampai ke pelanggan melalui beberapa tahap penting dalam sistem distribusi listrik. Penyedia listrik harus menjamin kualitas dan keandalan listrik yang sampai ke pelanggan.

Namun sering kali sistem penyaluran listrik mengalami gangguan seperti halnya pada jaringan distribusi tegangan rendah. Beberapa gangguan pada jaringan distribusi tegangan rendah adalah gangguan hubung singkat, gangguan beban lebih, gangguan tegangan lebih dan gangguan jatuh tegangan.

Gangguan tersebut diakibatkan oleh beberapa hal tergantung dari jenis gangguannya. Selain itu juga ada gangguan yang bersifat sementara dan ada juga bersifat permanen. Untuk lebih jelanya berikut ini merupakan jenis gangguan sistem distribusi tegangan rendah beserta dengan penyebabnya.

Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi

penyebab terganggunya proses penyaluran listrik

Jenis gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi sehingga mengganggu proses penyaluran listrik adalah gangguan hubung singkat, beban lebih, tegangan lebih dan tegangan jatuh.


A. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)

Hubung singkat (short circuit) adalah suatu gangguan pada sistem kelistrikan yang terjadi ketika phasa satu terhubung dengan phasa yang lain, phasa terhubung dengan netral, phasa terhubung ke tanah.

Timbulnya gangguan hubung singkat pada jaringan distribusi tegangan rendah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu temporer (sementara) dan persistant (permanen). Berikut ini penjelasan kedua hal tersebut

Gangguan Bersifat Temporer (Sementara)

Maksud gangguan temporer / sementara ini adalah gangguan akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu tindakan dari petugas kelistrikan sehingga jaringan distribusi akan normal dengan sendirinya.

Contoh gangguan bersifat sementara adalah timbulnya flashover (percikan api) antar penghantar atau penghantar dengan tanah (kawat menuju ke tanah / travers). Flashover tersebut bisa terjadi akibat adanya sambaran petir.

Gangguan Bersifat Persistant (Permanen)

Maksud gangguan persitant / permanen ini adalah gangguan bersifat tetap dan diperlukan tindakan dari petugas kelistrikan untuk melakukan perbaikan agar distribusi listrik kembali normal.

Contoh gangguan yang bersifat permanen pada jaringan distribusi adalah menurunnya kemampuan isolasi pada transformator (trafo), menipisnya minyak transformator, mengelupasnya isolasi penghantar jaringan tegangan rendah (kabel LVTC) dan gangguan permanen lainnya.


B. Gangguan Beban Lebih (Overload) 

Gangguan beban lebih atau dikenal dengan sebutan overload pada jaringan distribusi adalah kondisi sistem yang melayani beban (pelanggan) melebihi kapasitasnya. Misalnya, Transformator distribusi dengan kapasitas 75 Kva, namun melayani beban pelanggan lebih dari kapasitasnya tersebut akan membuatnya bekerja dalam keadaan tidak normal.

Transformator yang bekerja melebihi batas kapasitasnya akan mengalami kerusakan. Selain itu, beban lebih akan membuat arus yang mengalir pada jaringan distribusi menjadi lebih besar dan menimbulkan panas yang berlebihan.

Apabila panas berlebihan tersebut melebihi batas panas yang dapat diterima sistem kelistrikan maka akan membuat umur peralatan menjadi berkurang, terjadi penuaan dan pada akhirnya mengalami kerusakan.

Beberapa diantara material sistem distribusi yang terkena dampak dari beban lebih adalah tarnsfromator dan penghantar. 


C. Gangguan Tegangan Lebih

Gangguan tegangan lebih pada jaringan ditsribusi tegangan rendah adalah nilai tegangan yang melebihi batas toleransi tegangan yang diizinkan. Berdasarkan peraturan kelistrikan yang diatur dalam SPLN No.1:1978, batas toleransi tegangan pelayanan +5% dan -10%.

Berdasarkan peraturan tersebut maka tegangan sistem distribusi tidak boleh lebih dari 220 V + +5% = 231 V. Apabila peralatan listrik menggunakan tegangan yang lebih besar maka dapat menyebabkan pengurangan umur (lifetime) bahakan sampai kerusakan.

Penyebab terjadinya tegangan lebih dibagi menjadi dua jenis, yaitu tegangan lebih akibat power frekuensi dan tegangan lebih akibat surja. Berikut ini penjelasanya.

Tegangan Lebih  Akibat Power Frekuensi

Tegangan lebih akibat power frekuensi disebkan karena kesalahan AVR (Automatic Voltage Regulator) atau pengatur Tap pada transformator distribusi.

Tegangan Lebih Akibat Surja

Gangguan ini disebabkan oleh surja hubung atau surja petir. Surja hubung menyebabkan tegangan lebih transien akibat operasi pensaklaran. Sedangkan surja petir menyebabkan tegangan lebih transien akibat sambaran petir.


D. Gangguan Jatuh Tegangan (Voltage Drop)

Gangguan jatuh tegangan atau drop voltage pada jaringan ditsribusi tegangan rendah adalah nilai tegangan yang turun melewati batas toleransi tegangan minimal yang diizinkan. Dalam peraturan SPLN No.1:1978 dijelaskan bahwa toleransi tegangan minimal sebesar 10%.

Sehingga besarnya tegangan minimal yang masih diizinkan sebesar 220 Volt – 10% = 198 Volt. Sehingga apabila tegangan pada sistem distribusi di bawah nilai 198 Volt sudah dipastikan sistem mengalami drop tegangan dan perlu dilakukan perbaikan.

Peralatan listrik yang menggunakan sumber listrik dengan tegangan rendah dibawah batas toleransi tidak akan bekerja normal.

Penyebab Terjadinya Jatuh Tegangan (Drop Tegangan)

Jatuh tegangan pada sistem distribusi disebabkan oleh beberapa hal seperti penampang penghantar jaringan yang tidak sesuai, penghatar yang terlalu panjang yang menyebabkan tegangan pada ujung jaringan mengalami drop voltage.


Dari keempat jenis ganguan yang telah dibahas, ternyata gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat (short circuit). Hal itu juga menyebabkan kebanyakan proteksi pada jaringan distribusi lebih banyak digunakan untuk proteksi gangguan hubung singkat.


Baca Juga : 4 Jenis Konfigurasi Jaringan Distribusi


Jadi itulah penjelasan mengenai jenis dan penyebab gangguan pada jaringan distribusi listrik tegangan rendah. Dengan itu disimpulkan bahwa penyebab terganggunya proses penyaluran listrik adalah short circuit, overload, over voltage dan voltage drop.

Ashar Arifin
Ashar Arifin Seorang Mahasisiwa Teknik Elektro Yang Gemar Menulis Artikel Dan Berbagi Ilmu Bermanfaat

Post a Comment for "4 Jenis Gangguan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah "